SUNGGUMINASA, FAJAR -- Ada beragam harapan untuk pengembangan sektor pariwisata di Malino, Kabupaten Gowa. Mulai mengembalikan kejayaannya sebagai kota yang dingin berselimut kabut, membuatnya sebagai Kota Bunga dan yang terakhir, menjadikannya sebagai tujuan wisata kelas atas.
air terjun malino |
Malino dewasa ini memang banyak berubah. Suhu serta pemandangan pegunungan dan hutan yang menjadi jualannya mulai mengalami penurunan. Meningkatnya pembukaan lahan hutan untuk keperluan perkebunan hingga permukiman membuat suhu di Malino yang dulunya terkenal dingin menusuk, kini telah memasuki fase sejuk menghampiri hangat.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gowa, Andi Rimba Alam, mengatakan aksi penebangan hutan di Malino menjadi tantangan paling berat. "Amat sangat berpengaruh sama kita (pariwisata). Karena yang kita jual kepada wisatawan adalah hawanya yang dingin dan pemandangan hutan pinusnya. Tapi kami tidak berwenang menghentikan penebangan pinus," kata Andi Rimba Alam, di ruang kerjanya, Rabu, 17 Oktober.
kota bunga |
Dengan suhu pegunungan yang sejuk ditambah tanah yang subur, mewujudkan Malino sebagai Kota Bunga memang bukan sekadar pernyataan belaka. "Tinggal mendorong kesadaran masyarakat Malino agar mau menanam bunga di setiap pagar dan halaman rumahnya," katanya.
Sementara untuk objek wisata, saat ini tengah dibangun kawasan wisata Malino Highland. Kawasan ini menempati area seluas 200 hektare eks kebun teh. Pemerintah Kabupaten Gowa sebagai pemilik lahan. Tetapi pengembangan infrastruktur kawasan ditangani oleh investor asal Jepang.
Wisata Bahari |
Meski demikian, Malino masih punya beragam objek wisata yang lebih murah namun tak kalah indahnya. Berdasarkan data disbudpar,
Enam objek wisata yang sudah dikelola oleh pemerintah
Objek-objek wisata tersebut kebanyakan berupa hutan pinus dan air terjun, seperti Air Terjun Takapala, Air Terjun Ketemu Jodoh, Air Terjun Tonasa, Wisata Alam Hutan Pinus serta Outbond Zona.Menurut Rimba, pendapatan asli daerah (PAD) dari Malino juga terus bertambah setiap tahunnya. Tahun ini saja, disbudpar telah menghimpun hampir Rp400 juta dari Rp300 juta yang ditargetkan. Sebagian besar PAD tersebut bersumber dari pajak penginapan dan rumah makan.
"Itu menandakan kunjungan wisatawan ke Malino terus bertambah. Artinya, orang-orang masih menyukai Malino," tandas Rimba Alam. (aha/ars)
Info Wisata Karimunjawa
Karimunjawa |
Booking Paket Wisata Karimunjawa
Email: erwin.armadakarimunjawa@yahoo.com
ERWIN 0812 2918 2306
PIN BB: 22CDC857
SMS Only: 0856 4264 1886
SMS Only: 0856 4264 1886
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar